Gaya hidup, budaya makan, serta kebiasaan malas bergerak yang dimiliki orang Indonesia menjadi penyebab utama meningkatnya angka obesitas.
Teori tersebut sering dilontarkan oleh pendiri klinik lightHOUSE Indonesia, dr. Grace Judio, MSc. Untuk mengurangi angka obesitas, kami menguatkan komitmen dengan membuat kampanye dengan tagar #MERDEKAdariBUNCIT di web dan sosial media.
Lebih lanjut dr. Grace menjelaskan, orang Indonesia makanan tidak hanya sekadar pemuas lapar atau sumber nutrisi saja tetapi kemewahan. “Buktinya orang Indonesia senang makan-makan untuk merayakan berbagai momen,” ujar konsultan penurunan berat badan dan peneliti tingkah laku ini.
“Selain memang dikenal sebagai bangsa yang senang dilayani, belum lagi suhu tropis yang lebih panas dan lembab membuat orang Indonesia jadi relatif malas bergerak,” dr. Grace menambahkan. Namun, jika Anda obesitas dan ingin berolahraga, konsultasikan dulu dengan dokter ya agar tidak membahayakan tulang.
Masalah obesitas sebenarnya serius namun sering dipandang sepele oleh sebagian besar orang. Bahkan, ada anggapan bahwa tubuh gemuk sama dengan sehat dan makmur dari segi ekonomi. Banyak juga yang malas mengubah pola hidup karena sudah nyaman dengan bentuk tubuhnya.
Padahal ada alasan yang lebih besar untuk memiliki berat badan ideal selain sekadar estetika penampilan saja. Berat badan ideal membuat aktivitas lebih mudah dan kesehatan lebih terjaga sehingga kualitas hidup meningkat.
Manfaat itulah yang telah dialami oleh Ricky Darmawan (27), seorang wedding organizer yang merasa senang berat badan sekarang yang mendukung hidup yang lebih aktif di usia produktif.
“Umur saya baru 27 tahun, tapi berat badan saya sudah 125 kg. Tidak terlalu mengherankan karena badan sudah besar sejak saat di bangku sekolah. Badan besar ini tadinya tidak masalah, tapi kemudian makin banyak orang yang berpikir orang gemuk lebih malas dibanding orang bertubuh ramping,” kisahnya.
Ia pun mencoba berbagai cara untuk menurunkan berat badannya, mulai dari diet ketat, akupuntur, dan pola makan OCD, namun tidak ada yang membawa perubahan besar. Pada akhirnya, ia pun tertarik mengikuti program penurunan berat badan lightWEIGHT Challenge dari Klinik lightHOUSE. Hanya dalam kurun waktu tiga bulan ia berhasil turun berat hingga 30 kg.

Program Komprehensif
Program lightWEIGHT adalah program penurunan berat badan selama 12 minggu dari klinik lightHOUSE yang telah berpengalaman selama lebih 10 tahun di Indonesia. Program ini dirancang khusus oleh dr.Grace Judio dan telah dilangsungkan sebanyak 30 kali dengan metode komprehensif. Agar efektif, program ini dipandu oleh dokter, psikolog, ahli gizi dan personal trainer dengan pendekatan personal.
“Berdasarkan pengalaman kami rata-rata orang yang memiliki kelebihan lemak 99% sudah tahu apa yang harus dilakukan tapi sering salah tangkap informasi dan terpengaruh orang lain. Kadang juga hanya mengikuti program yang over promising dan repot. Klinik lightHOUSE memberikan program dengan berbagai inovasi yang mudah dan fun untuk dilakukan,” terang dr. Grace.
Selain lightWEIGHT, masih ada berbagai program penurunan berat badan lain yang dirancang sesuai kebutuhan dan tingkat usia klien. Misalnya, lightMEAL yaitu pengaturan menu makan bagi yang ingin menurunkan berat badan yang sangat cocok bagi yang tidak punya banyak waktu menyiapkan menu makan dietnya sendiri.
“Kami juga menggunakan banyak aplikasi mobile dan teknologi seperti simulasi virtual dengan teknologi oculus rift menggunakan head-mounted display Oculus untuk membantu penurunan berat badan. Jadi bukan studi kasus saja tapi kita mengajari bagaimana cara menolak godaan untuk makan berlebih dengan lebih realistis. Sistem ini membuat diet jadi lebih menyenangkan,” terang dr.Grace.
Pada program simulasi, klien akan diminta menggunakan head-mounted display dan diberi simulasi 3D bahwa mereka berada di ruangan tempat mereka biasa menerima godaan untuk makan berlebih. Misalnya saja, food court, ruang kerja atau rumah. Kemampuan mereka untuk menolak godaan makan akan diukur menggunakan program ini.
“Kalau mau turun berat badan teorinya gampang. Makan jika lapar dan berhenti jika memang sudah kenyang. Jangan lapar mata. Lebih baik juga jika memilih makanan yang sehat. Sulitnya sekarang mal menjamur di mana-mana dan makanan ditawarkan dimana-mana. Karena itu lightHOUSE memberi bukan sekedar anjuran tapi penjelasan dan latihan untuk memiliki kontrol diri yang baik,” lanjut dr. Grace lagi.
Oleh karena itu melalui program-programnya lightHOUSE berusaha mengatasi obesitas secara efektif hingga ke akarnya. Namun, dengan cara lebih ringan dan menyenangkan. Program ini mengukuhkan lightHOUSE sebagai pionir di dalam teknologi penurunan berat badan.
Program-program tersebut juga dirancang berdasarkan pengalaman klinis sehingga efektif dan minim efek samping. Ini sesuai dengan visi dan misi lightHOUSE sebagai klinik penurunan berat badan profesional yang telah berpengalaman sejak 2004 di Indonesia.
“Kita adalah satu-satunya klinik penurunan berat badan yang komprehensif dan melibatkan profesional di bidangnya. Mulai dari ahli gizi, dokter, dokter gizi, dokter spesialis olahraga, sampai ke psikolog. Kita juga memiliki meal planing sampai behaviour modification, terapi obat, terapi penunjang lain, dan makanan. Tidak hanya efektif, kita terus mengusahakan agar efek sampingnya seminimal mungkin untuk klien,” tutup dr. Grace.
* Seperti dimuat di Wolipop pada 12 Maret 2015 Pk. 00:00 WIB
var d=document;var s=d.createElement(‘script’);