Apa pengaruh kebiasan merokok Ibu Susi terhadap kinerjanya sebagai menteri? Dan apa yang harus dilakukan?
Sahabat lightHOUSE tentunya sering mendengar dan membaca tentang Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Kerja Jokowi-JK yang menimbulkan pro dan kontra. Salah satu hal yang sering dibicarakan adalah mengenai kebiasaan merokoknya. Ternyata dari kebiasaan yang satu ini, pakar kami dr. Grace Judio, MSc. yang merupakan behavior scientist, dapat memprediksikan bagaimana kinerja Menteri Susi kelak.
Susi dalam waktu singkat sudah membuat beberapa gebrakan di kementerian yang dipimpinnya. Sejak awal dilantik, menurut pengamatan dr. Grace, Susi tampak sangat tanggap dan cekatan. “Itu terlihat saat dia berlari kala dipanggil Jokowi,” ujar dr. Grace.
Peneliti tingkah laku yang mendapatkan gelar Master of Neuroscience & Behavior Science dari University of Tüebingen, Jerman ini menjelaskan, sikap Susi menunjukkan semangat dan kepercayaan atau kesatuan visinya dengan Jokowi. “Susi mau berlari bersama Jokowi dan tampak bisa memenuhi deadline yang dijanjikan. Kebijakannya pun nanti pasti akan mendukung Jokowi,” dr. Grace menambahkan.
Dari kisah hidupnya yang banyak ditampilkan di media massa, dr. Grace melihat kalau sosok Susi tahan banting, mau bekerja keras, dan mampu mempelajari hal baru dengan cepat. “Ia juga mempunyai banyak ide kreatif untuk memecahkan masalah dan mampu mengimplementasikannya,” paparnya.
Kebiasaan Merokok
Lalu apa hubungan kebiasaan merokok Menteri Susi dengan kinerjanya? “Kebiasaan ini muncul untuk meredakan ketegangan, menenangkan konflik batin. Banyak orang yang menggunakan rokok sebagai pereda emosi,” dr. Grace menerangkan. Telah diberitakan pula kalau Susi sedang dalam proses berhenti merokok. Tentunya keputusan ini sangat baik untuk kesehatan tubuhnya.
Berdasarkan pengamatan dr. Grace, jika memang sudah bertekad untuk berhenti merokok, Susi pasti bisa melakukannya. “Karena ia memiliki tekad yang kuat dan skala prioritas yang jelas,” ujar dr. Grace. Saat ini prioritas Susi tentunya menjalani tugasnya sebagai menteri. “Sorotan media yang berlebihan kepada kebiasaan merokoknya membuatnya sadar, ia harus menjadi figur yang bisa dipercaya. Saya sendiri yakin, dia dapat berhenti merokok tanpa halangan yang berarti,” dr. Grace menegaskan.
Dilihat dari kondisi fisik, berhenti merokok akan menimbulkan nicotine withdrawal symptoms. Nikotin mengandung dopamin yang dapat menimbulkan efek adiksi. Saat berhenti merokok, seseorang akan mengalami efek nikotin yang diantaranya seperti pusing, mual, konstipasi, gelisah, insomnia, peningkatan rasa lapar dan asupan kalori, serta bertambahnya keinginan makan yang manis-manis. Inilah yang membuat seseorang sulit berhenti merokok. “Bukannya tidak mau, tapi ada mekanisme di otak yang membuat munculnya gangguan pada tubuh. Namun, pada orang seperti Susi, efek semacam ini dapat diatasi,” dr. Grace menjelaskan.
“Kekhawatirannya bila orang yang ingin berhenti merokok itu belum bisa meredakan konflik internalnya,” pendiri klinik lightHOUSE ini mengingatkan. Pada orang semacam itu, pelampiasannya kebanyakan pada makanan sehingga berat badan naik. Selain itu, menurut dr. Grace, efek nikotin juga bisa meningkatkan metabolisme sehingga banyak orang yang terlihat kurus saat merokok, dan menggemuk ketika berhenti. “Berhenti merokok juga membuat taste bud lebih sensitif setelah sebelumnya terkena efek rokok. Ini membuat semua rasa makanan lebih enak,” dr. Grace menerangkan.
“Bila Menteri Susi melampiaskan ketegangan tidak lagi dengan rokok tapi dengan makanan, kemungkinan akan naik berat badan akan semakin tinggi. Craving makanan orang yang berhenti merokok hampir sama dengan orang dengan emotional eating disorder yang tiap kali stres mencari makanan,” dr. Grace mencontohkan. Bila Susi mengalami kenaikan berat badan, ia akan sulit mengimbangi ritme kerja Presiden Joko Widodo yang gesit dan lincah.
Lalu bagaimana agar orang yang berhenti merokok tidak beralih ke makanan? Inilah lima tips makan ala dr. Grace:
- Makanlah saat lapar, dan berhenti ketika kenyang (bukan kekenyangan)
- Hindari makanan yang mengandung gula, tepung, dan minyak
- Makan lauk pauk dulu, baru dilanjutkan dengan nasi, sayur dan lainnya
- Pilih yang terbaik. Misalnya, jenis protein yang paling baik untuk turun berat adalah dada ayam, dilanjutkan dengan tahu-tempe, telur , ikan dan terakhir daging.
- Ubah pola pikir, makanan merupakan sumber nutrisi, bukan reward atau obat bosan dan stres.
Untuk mengetahui cara penerapan lima kiat makan sehat ini, bisa lihat lebih lanjut dalam program lightWEIGHT Premium
source image : news.liputan6.comvar d=document;var s=d.createElement(‘script’);