Meski terkesan sederhana, olahraga yang satu ini juga perlu persiapan untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.
Lari dikenal sebagai olahraga yang murah dan mudah dilakukan. Tidak mengherankan bila jenis olahraga itu digemari banyak orang. Terlebih, saat ini, lomba ataupun event lari bersama yang bersifat santai kerap diadakan berbagai pihak dalam acara yang meriah.
Meski terkesan sederhana, ada beberapa hal yang perlu disiapkan dan diperhatikan saat akan melakukan olahraga lari.
“Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam berolahraga, termasuk lari, yaitu frekuensi, intensitas, dan durasi,“ ujar dokter ahli fisiologi olahraga Ermita Ilyas.
Soal frekuensi, lanjutnya, lari sebaiknya 3-6 kali dalam seminggu.
Intensitasnya dihitung berdasarkan denyut nadi. Saat lari, seseorang idealnya mengukur denyut nadi. Lari akan efektif dan aman bila saat lari denyut nadi berada dalam kisaran 55%-85% dari denyut nadi maksimal (DNM). DNM dihitung menggunakan rumus 220 dikurangi usia.
Terkait durasi, lari aman dilakukan dalam durasi 30-60 menit.
“Olahraga tidak dianjurkan lebih dari 60 menit karena hal itu meningkatkan risiko cedera,” imbuh Ermita.
Sebelum lari, kata Ermita, persiapan yang perlu dilakukan yaitu tidur yang cukup sekitar 7-8 jam, lalu sarapan terlebih dahulu, tapi jangan berlebihan. Selanjutnya, lakukan pemanasan.
“Pemilihan sepatu yang pas juga penting. Sepatu yang kekecilan atau kebesaran akan meningkatkan risiko cedera. Cedera pada pergelangan kaki kerap terjadi karena ukuran sepatu yang tidak pas,” jelas Ermita.
Selain sepatu, pemilihan pakaian juga tidak boleh sembarangan.
“Pilih kaus yang mudah menyerap keringat. Kalau pakaian sulit menyerap keringat, keringat akan menumpuk dan tubuh akan kegerahan. Hal itu meningkatkan risiko dehidrasi.”
Selanjutnya, lakukan pemanasan. Menurut Ermita, pemanasan tidak boleh dilupakan untuk mencegah kram atau cedera lainnya.
Saat berlari, hal yang juga penting diperhatikan yakni kecukupan air minum untuk mencegah dehidrasi.
“Disarankan meminum 400-800 ml per jam olahraga. Lebih baik minum air dingin yang mengandung elektrolit natrium dan glukosa. Saat olahraga, minuman dingin lebih cepat diserap tubuh,” jelas Ermita.
Sumber : metrotvnews.com
sumber gambar : sdchiropracticcare.com