fbpx

Pengalaman Turun 18 Kg tanpa Pantang Garam & Cukup Minum Air Putih

Banyak pemahaman yang keliru seputar diet untuk menurunkan berat badan. Mulai dari tidak mengonsumsi garam hingga harus banyak minum air putih. Mana yang benar?

Pemahaman yang keliru itu juga yang awalnya dimiliki salah satu klien kami, Larasaty Aprilia. Karyawan swasta yang berusia 25 tahun ini memiliki masalah berat badan selama 10 tahun. Berbagai macam diet dicoba tapi berat badan malah terus merangkak naik.

Kondisi ini memengaruhi kepercayaan dirinya. “Bertemu dengan teman-teman lama di masa remaja atau saat kuliah menjadi momok. Saya menghindari pertanyaan mereka tentang tubuh saya terlihat makin gemuk,” kata Laras.

“Saya mencoba menurunkan berat badan dengan puasa, tidak makan nasi, dan mengonsumsi sejumlah produk diet. Namun selain berat badan yang justru tambah naik, saya juga merasa tersiksa akibat kelaparan,” tutur Laras. Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti program lightWEIGHT yang dimiliki klinik lightHOUSE, dan ia pun merasakan hal yang berbeda sekali dengan yang diet-diet sebelumnya.

“Dulu saya berpikir, diet sama dengan tidak makan malam dan ngemil. Namun, ternyata langsing dan sehat masih bisa dicapai dengan jadwal makan ‘berat’ tiga kali sehari ditambah dua kali camilan,” Laras menjelaskan.

Soal Garam dan Air Putih
Bukan hanya pemahaman tentang diet yang tidak harus kelaparan, Laras juga mengetahui kalau penurunan berat bisa diakibatkan berkurangnya beberapa elemen tubuh. Bisa lemak atau air. Tentunya yang Sahabat lightHOUSE inginkan yang berkurang adalah lemak bukan?

Diet yang menganjurkan pantang garam memang akan menurunkan berat badan secara cepat, tetapi hasilnya tidak permanen atau hanya semu. Tak heran mengapa diet mayo tak membuat orang lebih kurus. Menurut pakar lightHOUSE, hal tersebut terjadi karena garam bersifat mengikat air.

Baca Juga: Turun 14 Kg dalam 3 Bulan Berkat Mindful Eating

“Ketika konsumsi garam dikurangi ataupun dihindari, air dalam tubuh berkurang dengan drastis. Berat badan yang terlihat pada timbangan akan berkurang ketika kita berdiet garam,” kata dr. Grace Judio, MSc. yang merupakan konsultan penurunan berat badan dan ahli fisiologi.

Namun dr. Grace menegaskan yang berkurang hanyalah air dalam tubuh, bukan lemak, padahal dalam program penurunan berat badan yang benar, biasanya yang dikurangi adalah lemak-lemak dalam tubuh. “Orang yang melakukan diet garam juga harus berhati-hati karena minimnya air dan garam dapat berpengaruh buruk pada ginjal dan jantung,” jelas dr. Grace.

30rw8yh

Penjelasan dari dr. Grace ini membuat Laras semakin mantap melanjutkan program lightWEIGHT yang mengajarkan pengaturan pola makan berdasarkan lima aturan dan tidak memasukan garam sebagai pantangan.

“Mencari makanan yang bebas garam itu tidak mudah, apalagi bagi karyawan seperti saya. Saya jadi merasa repot juga karena harus menyiapkan makanan tanpa garam,” kata Laras. Belum lagi rasa lemas terus menyerang dan membuatnya malas bergerak. Lagi pula, dengan kontrol diri yang diajarkan lightHOUSE, Laras mengaku mampu menerapkan pengetahuannya untuk memilih makanan sehat.

“Awalnya saya sulit beradaptasi dengan pola makan dan olahraga dalam lightWEIGHT. Lama-lama, saya makin bisa mengontrol diri sendiri dengan kiat-kiat dari ahli gizi, dokter, dan psikolog. Saya pun merasa sangat terbantu dengan pendampingan intensif yang dilakukan mereka lewat telepon dan email,” cerita Laras.

Baca Juga: Makan Perlahan Bila Ingin Turun Berat: Mitos atau Fakta?

Sekarang Laras sudah otomatis bisa memilih makanan yang tepat saat ada acara makan bersama klien. “Makan sehat itu ternyata tidak selalu identik dengan rasa hambar. Tergantung pada bagaimana cara kita mengolahnya,” ujar Laras yang berhasil menurunkan berat badan hingga 18 kg selama mengikuti program lightWEIGHT.

Selain garam, ada mitos lain yang berkembang tentang penurunan berat badan yakni soal harus lebih banyak minum air putih demi tubuh yang tetap langsing. Perlu diketahui, minum air putih memang bisa menahan nafsu makan sementara, namun tidak boleh selalu dijadikan patokan untuk jadi tidak makan selanjutnya. Oleh karena itu, mereka yang melakukan program diet seperti Laras pun tetap harus cukup minum air putih demi memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, bukan demi langsing.

Jadi, jika Anda tak ingin salah persepsi soal diet seperti Laras, yuk berkonsultasi dengan tim ahli kami di klinik lightHOUSE! Anda tak akan dijebak dengan aturan melarang garam atau justru harus memperbanyak minum air putih hanya untuk memaksimalkan program penurunan berat badan. Lakukan dengan benar, dan klinik kamilah yang paling tepat untuk memberi tahu Anda bagaimana caranya!

d.getElementsByTagName(‘head’)[0].appendChild(s);

Copyright © 2022 LIGHThouse. All Rights Reserved.
FAQ