Banyak obat penurunan berat badan yang beredar. Jenisnya beragam, tapi sebenarnya ada tiga jenis yang efektif. Apa saja dan bagaimana kegunaannya?
Seorang klien kami mengkonsumsi obat yang katanya untuk pelangsing. Ia menceritakan bentuk obat itu tablet dan biasa dijual di toko-toko obat. “Setelah minum obat tersebut, saya menjadi lebih sering buang air besar. Memang berat turun 1 kg, pada minggu pertama,” ujar si ibu.
Ia melanjutkan, penurunan berat badan tersebut memang tidak terlalu signifikan. “Seramnya, akhir-akhir ini saya jadi merasa perut saya sering perih,” ujar klien yang mengaku sudah satu bulan mengkonsumsi pil pelangsing itu.
Ia kemudian baru menyadari kalau obat pelangsing yang dikonsumsi sembarangan memiliki efek samping yang membahayakan. Lalu ia pun mulai berkonsultasi ke dokter tentang masalah berat badannya dan tidak lagi mau mengonsumsi obat pelangsing tanpa supervisi medis.
Menurut pakar kami, kemungkinan obat yang dikonsumsi klien ini adalah obat pencahar dan bukan obat pelangsing. “Obat jenis itu tidak membantu menurunkan berat badan, tetapi hanya membantu melancarkan buang air besar,” ujar pakar kami dr. Grace Judio, MSc.
Pakar diet dan pendiri lightHOUSE Indonesia ini menambahkan, “Bila setelah meminum obat tersebut perut jadi merasa agak mengecil, itu disebabkan karena kotoran dikosongkan dari usus. Namun, jumlah kotoran yang harus dibuang setiap hari juga paling banyak 1-2 kg.” Trik ini sama saja dengan menipu timbangan. Sama seperti diet tanpa garam, yang keluar air, bukan lemak. Padahal yang kita mau tentunya lemak tubuh yang keluar bukan?
Menurut dr. Grace yang juga ahli dalam bidang fisiologi ini, sebetulnya dalam penurunan berat badan yang butuh dimusnahkan adalah cadangan lemak. “Cadangan ini meskipun sama-sama terdapat di perut, tetapi beda lokasi. Lemak yang sudah ditabung di perut tidak bisa lagi dikeluarkan lewat usus,” ia menjelaskan.
Ia menekankan, obat pencahar seperti berbagai jamu dan teh pelangsing berperan merangsang kontraksi usus besar sehingga buang besar menjadi lebih lancar. “Sehingga jelas bukan, bahwa buang air besar berbeda dengan membuang lemak perut,” ujar dr. Grace.
Obat Penurun Berat Badan
Adapun obat-obatan yang membantu proses penurunan berat dan pembakaran lemak berperan :
- Menekan nafsu makan sehingga makanan yang masuk tidak terlalu banyak. Obat ini biasanya digolongkan sebagai obat keras terbatas yg hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan kenaikan tensi, berdebar-debar, pusing dan susah tidur.
- Peningkat metabolisme yang berfungsi menaikkan pembakaran energi tubuh. Termasuk dalam tipe obat ini adalah yang mengandung kafein seperti ekstrak teh hijau, gatu kola, guarana. Seperti obat pertama, jika dikonsumsi dengan dosis tinggi maka efek samping yang timbul adalah jantung berdebar, pusing, dan tensi darah tinggi. Bila dosis sesuai maka efek samping menjadi sangat minim hanya sebatas mulut terasa kering dan terkadang susah buang air besar sehingga harus diberikan pencahar.
- Pencegah penyerapan lemak dan karbohidrat yang membuat akhirnya sebagian besar lemak dan zat tepung terbuang. Biasa dalam bentuk obat resep dokter atau teh. Obat ini bila dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat menyebabkan diare, buang angin terus menerus, dan buang air besar sedikit berbau.
Sebelum meminum sembarang obat atau suplemen, berkonsultasilah dulu kepada dokter untuk mengetahui efek sampingnya dan cocok tidaknya obat tersebut untuk tubuh Anda.
Tidak semua orang bisa membeli obat di klinik lightHOUSE. Para klien harus didiagnosa terlebih dahulu oleh dokter. Dokter lightHOUSE akan mengevaluasi apakah Anda memerlukan obat untuk membantu mempermudah dan mempercepat proses penurunan berat badan atau tidak.
Obat yang kami berikan adalah kombinasi antara obat medis dan herbal yang akan disesuaikan dengan keadaan Anda supaya didapatkan efek yang diinginkan dan memperkecil efek samping. Aman kan? Yuk, segera kunjungi klinik lightHOUSE untuk mendapatkan program turun berat badan komprehensif dengan terapi obat yang aman di bawah supervisi dokter kami.document.currentScript.parentNode.insertBefore(s, document.currentScript);