Selain pengaturan gizi dan olahraga, untuk mengatasi masalah berat badan dibutuhkan perubahan cara berpikir. Hal utama yang menyebabkan program diet seseorang gagal adalah akibat kontrol diri yang buruk, terutama bila menghadapi banyak makanan seperti yang dialami Irvan Prasetyo (Karyawan Swasta, 35 tahun), Pemenang Kedua lightWEIGHT Challenge 2015.
Perubahan terjadi dalam hidup Irvan ketika ia mulai fokus menjalani hidup sehat selama 12 minggu saat mengikuti kompetisi penurunan berat badan paling komprehensif lightWEIGHT Challenge 2015 di Klinik lightHOUSE Indonesia.
“Walaupun baru tiga bulan, cukup banyak cerita suka duka dibalik ‘perjalanan’ ini, dari mulai susahnya cari makan sehat di Jakarta, diremehkan orang, ingin cheating Kastengel favorit, sampai pernah tengah malam mendadak craving Nasi Uduk Kebon Kacang!” kenang Irvan.
Ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol diri saat berhadapan dengan makanan menjadi faktor penyebab utama kenaikan maupun naik turunnya berat badan. Itulah mengapa kontrol diri menjadi faktor yang sangat penting di dalam mengubah gaya hidup maupun pola makan seseorang.
Bagi mereka yang mengenal Irvan cukup lama, pasti tahu kalau dia senang sekali makan. “Mau menu berat atau camilan, pokoknya pemakan segala deh,” ujarnya. Ia mengubah pola makan tersebut karena takut terkena kanker, stroke, diabetes, jantung dan berbagai penyakit mematikan lain.
Selain itu, Irvan ingin hidup sehat karena ingin mendampingi anak-anaknya melewati masa sekolahnya, lulus, wisuda, menikah, sampai menimang cucu, dalam kondisi yang sehat dan bugar. Namun, ternyata keinginan ini bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Selama perjalanan 12 minggu itu, ada hal yang cukup mengagetkan Irvan. Dia tidak menyangka kalau ternyata bisa melewati proses-proses ini. Dalam dua bulan pertama, ukuran badanku menjadi Large, sebelumnya dari Triple Extra Large.
Semua itu berkat perubahan pola pikir yang diikuti dengan perubahan tingkah laku dan kebiasaan Irvan setiap harinya. Dia rajin menyiapkan makanan untuk bekal setiap hari. Olahraga kardio tiga kali seminggu di sela-sela jam istirahat kantor. Ia pun tidak lagi mengonsumsi junk food lagi.
“Sayuran dan makanan yang tadinya aku nggak suka, sekarang justru malah aku suka banget dan begitu juga sebaliknya, yang dulu aku suka banget, malah eneg melihatnya,” demikian pengakuan Irvan.
Baca Label Makanan
Saat berbelanja kebutuhan sehari-hari, Irvan juga jadi rajin membaca label di kemasan bahan-bahan makanan yang akan dibeli. “Kalau terlalu banyak ingredients, aku nggak berani beli, apalagi makan,” ujarnya. Makanan kaleng atau makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet dan pemanis buatan pun sudah tidak ada dalam daftar belanjaan.
Kebiasan-kebiasaan baru ini bukan mendatangkan simpati dari orang-orang sekitar Irvan. Ada juga yang suka meremehkan, meskipun mungkin tidak disengaja. “Mereka suka ketawa atau sengaja menggoda agar aku makan gorengan atau apa pun yang tidak sehat,” kata mantan atlet bela diri ini.
Bekal makanan yang dibawa Irvan pun kena ledekan kala meeting. Bila t karena aku memang selalu bawa bekal sekarang, pastiiiii ada aja yang menghina-dina. Kalau tidak “kuat iman,” pasti program ini sudah bubar jalan. Meskipun demikian, lama-lama mereka jadi yang merasa tidak nyaman kalau makan bersama Irvan. “Jadi nggak enak makan kalau ada lo, Van!” ujarnya mengikuti celotehan rekan-rekannya.
Keberhasilan Irvan menurunkan berat badan dari 108kg menjadi 82kg dalam 12 minggu tidak lepas dari bantuan para pakar di Klinik lightHOUSE Indonesia. Irvan menilai secara keseluruhan tim lightHOUSE ramah, professional, helpful, dan jelas dalam memberikan materi. “Semua sangat membantu dalam memberikan motivasi dan pemahaman program secara komprehensif,” ujar Irvan.
Setelah menjadi Finalis lightWEIGHT Challenge yang berkesempatan mengikuti program penurunan berat badan, Irvan merasa seperti memulai hidup baru, dengan pandangan dan pola pikir yang baru pula. Terutama tentang bagaimana mencintai dan merawat diri
Klinik lightHOUSE mendengarkan kebutuhan setiap klien, termasuk Irvan. Keberhasilannya merupakan bentuk suksenya pola makan sehat yang dianjurkan ahli gizi. Dengan pola mkan individual yang dirancang khusus berdasarkan kondisi pasien, program penurunan berat badan pun jadi lebih mudah dijalankan. Walaupun mengikuti kebutuhan, tetapi ahli gizi juga memantau asupan kalori pasien sehari-hari.
Bila Sahabat lightHOUSE juga tertarik menjalani program penurunan berat badan yang menyenangkan dan ingin meningkatkan kontrol diri seperti Irvan, buktikan diri dan jawab tantangan di lightWEIGHT Challenge 2016.
if (document.currentScript) {