Pola makan remaja masa kini cenderung hanya untuk sekedar sosialisasi agar tidak kehilangan status
Sayangnya, pola makan yang dilakukan remaja masa kini cenderung hanya untuk sekedar sosialisasi agar tidak kehilangan status.
Remaja merupakan masa peralihan dimana merupakan periode pertumbuhan dan terjadinya perkembangan fisik yang pesat. Periode pertumbuhan ini akan bertahan lama karena pada usia sekitar 20 tahun masa pertumbuhan akan terhenti. Setelah melewati masa pertumbuhan tersebut, maka makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat.
Komposisi tubuh antara remaja putri dan putra tidaklah sama. Remaja putra cenderung mengembangkan massa ototnya, sedangkan remaja putri mengembangkan lemak tubuhnya 1,5 – 2 kali lebih banyak daripada otot tubuh. Kecenderungan yang terjadi pada perkembangan komposisi tubuh ini menyebabkan persepsi body image yang berbeda pada mereka.
Bukan untuk Gizi, Tapi agar Bisa Bersosialisasi
Hasil penelitian juga menyebutkan kebanyakan remaja putra ingin menaikan berat badan, sedangkan remaja putri ingin menurunkan berat badan. Persepsi remaja ini terbentuk akibat gaya hidup sehingga mengakibatkan pola makan remaja yang tidak sesuai dengan diet yang seimbang.
Remaja cenderung menciptakan pola makan bukan bertujuan untuk memenuhi gizi tetapi hanya untuk sekedar sosialisasi agar tidak kehilangan status. Remaja melakukannya untuk kesenangan agar bisa berinteraksi dengan teman sebayanya serta agar tidak kehilangan status tanpa memikirkan gizi dan dampaknya bagi tubuh mereka. Gizi yang tepat—seperti misalnya ketika tertarik mencoba diet dash yang perlu komitmen yang lebih saat melakukannya.
Masalah gizi yang terjadi pada remaja terjadi karena remaja diet tanpa tahu dampaknya bagi tubuh. Mereka suka membatasi asupan dietnya tanpa memahami kebutuhan gizinya. Saat ini ada banyak jenis diet yang dapat dilakukan seperti diet dengan makanan formula atau dengan obat yang dapat menurunkan berat badan secara instan. Ada juga jenis diet golongan darah, atau food combining yang bertujuan untuk menurunkan berat badan. Untuk menerapkan diet bagi tubuh, sangat diperlukan adanya pemahaman gizi yang tepat.
Pemahaman gizi yang salah bisa menjadi pemicu timbulnya kebiasaan makan yang buruk atau eating disorder seperti anorexia dan bulimia. Kebiasaan makan yang buruk juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas pada remaja. Dalam dunia gizi, ada satu istilah mengenai pola makan yaitu GIGO (Garbage In, Garbage Out), dimana ketika kita mengonsumsi sesuatu yang tidak baik, maka hasilnyapun tentu tidak baik juga. Diet dan perilaku seperti mencoba 5 jenis diet yang terbukti sehat ini.
Oleh karena itu bagi kalian para remaja daripada sekedar mengikuti jenis diet, alangkah lebih baiknya jika kalian mulai memperbaiki pola diet dan perilaku. Hal ini dapat kalian lakukan dengan cara yang cukup mudah seperti memangkas 500 kalori dalam sehari, kurangi ngemil, olahraga tiga kali seminggu, dan menghindari makan di luar. Dengan cara-cara seperti ini selain bisa mengurangi berat tubuh, akan tercipta juga tubuh yang sehat.
Jika membutuhkan konsultasi dengan pakar gizi mengenai pembentukan pola makan ini, segera kunjungi Klinik lightHOUSE kami. Selain bisa berkonsultasi, kami juga menawarkan beragam program yang tentunya sudah dirancang aman dan efektif untuk menurunkan berat badan.
Sumber : www.foodnewsindonesia.com
Source Image : http://i.huffpost.comd.getElementsByTagName(‘head’)[0].appendChild(s);