Obat dibutuhkan untuk membantu tubuh mengatasi suatu penyakit. Namun terkadang ada rasa takut untuk mengonsumsinya. Konsultasi dulu dong dengan dokter!
Sehat itu dambaan semua orang. Pastinya Sahabat lightHOUSE ingin memiliki tubuh yang sehat bukan? Terkadang kita dapat dengan mudah mendeskripsikan kata sehat, tapi ada yang dilupakan. Selain fisik, kondisi mental juga memengaruhi kesehatan.
“Yang harus diingat, sehat tidak hanya terbatas pada kondisi fisik, tapi juga mental, dan kesejahteraan sosial,” dr. Dyani Pitra Velyani, SpKJ menerangkan.
Menurut pakar kesehatan jiwa dari klinik lightHOUSE ini, masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana jiwa yang sehat itu. “Orang yang sehat jiwanya akan merasa nyaman dengan dirinya, merasa nyaman berhubungan dengan orang lain, dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya,” dr. Vely menjelaskan.
Lalu bagaimana dengan yang dikatakan gangguan mental atau gangguan jiwa? Menurut dr. Vely, yang disebut dengan gangguan jiwa adalah gangguan pikiran, perasaan ataupun tingkah laku yang menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari bagi penderita maupun lingkungannya.
Jenis gangguan jiwa yang tidak asing untuk Anda, misalnya gangguan cemas, depresi, mania, atau yang berat seperti psikotik. Lalu, bagaimana cara menangani penyakit atau gangguan jiwa ini. Sama saja dengan penyakit fisik. Ada beberapa terapi yang harus dijalani, termasuk terapi obat.
“Penanganan gangguan jiwa itu mencakup tiga aspek, yaitu bio-psiko-sosial. Jadi, terapi obat, psikoterapi dengan jenis sesuai kebutuhan, dan modifikasi pada aspek sosial,” jelas dr. Vely.
Keamanan Terapi Obat
Kemungkinan banyak dari Sahabat lightHOUSE yang merasa ragu untuk mengonsumsi obat. Baik itu obat untuk menyembuhkan penyakit fisik, atau mengobati gangguan jiwa. Termasuk obat yang bisa membantu dalam program penurunan berat badan.
Biasanya pertanyaan yang timbul, “Itu obat apa?, Sampai kapan harus diminum?, Bisa membuat ketergantungan nggak?” Nah, inilah gunanya pengawasan medis atau konsultasi dokter dalam berbagai proses terapi atau dalam program penyembuhan penyakit, termasuk obesitas.
“Penentuan obat bergantung dengan diagnosis dan gejala, pada beberapa jenis gangguan, obat memang dibutuhkan dalam jangka panjang,” ujar dr. Vely. Ia melanjutkan, dalam kasus gangguan jiwa, bisa saja saat obat dihentikan akan terjadi perburukan atau kekambuhan.
“Itulah kenapa obat harus diminum sesuai dosis dan sesuai dengan rencana pengobatan yang sudah ditetapkan,” ia menerangkan. Apakah itu artinya ketergantungan? “Ya tidak. Ketergantungan itu kalau Anda konsumsi obat atau zat yang sebenarnya tidak dibutuhkan tubuh, dan biasanya dosisnya akan terus bertambah,” ujar dr. Vely.
Nah Sahabat lightHOUSE, jadi beda ya ketergantungan dengan mengonsumsi obat yang dibutuhkan tubuh dalam jangka waktu yang panjang.
Namun menurut dr. Vely memang ada beberapa obat yang dapat menimbulkan ketergantungan bila dikonsumsi dalam jangka panjang dan tidak dikontrol dosisnya. “Obat semacam ini harus diresepkan dokter dan penggunaannya pun harus berada dalam pengawasan dokter,” ujarnya.
Berbicara tentang obat untuk kesehatan jiwa, tahukah Anda kalau gangguan makan atau eating disorder itu tergolong dalam gangguan jiwa juga? Itulah mengapa klinik lightHOUSE memiliki pakar psikolog dan psikiater. Pakar-pakar kami pun sudah tersertifikasi dalam penanganan eating disorder.
Dalam beberapa kasus obesitas, terungkap kalau penderita mengalami gangguan makan binge eating disorder lho. Atau bisa juga karena emotional eating. Nah, pakar-pakar kami siap membantu Anda dalam mengatasi dua masalah tersebut.
Jadi, penting bagi Sahabat lightHOUSE untuk mengenali apakah masalah berat badan yang dialami berkaitan dengan kesehatan jiwa atau tidak. Bila iya, jangan ragu untuk konsultasi dan mendapatkan penanganan optimal di klinik lightHOUSE untuk kualitas hidup yang lebih baik dan program penurunan berat badan yang komprehensif.
Dan, jangan lupa bila mengonsumsi obat apa pun, termasuk obat penurun berat badan, pastikan dosisnya sesuai dengan anjuran dokter ya!