Olahraga itu sehat, demikian pula makanan organik dan sayur-mayur. Namun kalau semua itu dilakukan secara ekstrim, namanya gangguan makan.
Sahabat lightHOUSE tentunya pernah mendengar soal eating disorder (ED) atau gangguan makan. Anda pasti tahu Anorexia Nervosa dan Bulimia memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Malnutrisi pada Anorexia dan gangguan irama jantung pada Bulimia adalah satu dari sekian banyak gangguan kesehatan yang menyertai gangguan makan ini.
Lalu, apa salahnya bila seseorang memiliki obsesi pada makanan sehat atau olahraga? Bukankan kedua hal itu yang selalu digembar-gemborkan pakar medis kepada masyarakat sebagai cara untuk menjaga kesehatan? Kapan obsesi ini justru menjadi bumerang bagi seseorang?
Ortorexia
Orang dengan Ortorexia terobsesi makanan sehat akibat ketakutan mereka terhadap penyakit pada umumnya atau spesifik suatu jenis penyakit tertentu seperti kanker atau serangan jantung. “Orang tersebut sangat takut sakit sehingga membuat dirinya sangat sangat memilih yang dimakan. Sampai-sampai membuat hubungan sosialnya terganggu,” kata pakar kami yang merupakan peneliti tingkah laku dan ahli fisiologi, dr. Grace Judio, MSc.
Pendiri Klinik lightHOUSE ini mencontohkan, orang dengan Ortorexia ini menghidari jamuan makan. Mereka lebih memilih masak dan membawa makanan sendiri. Masak sendiri memang seharusnya jadi lebih sehat, tapi obsesinya ini sampai mengganggu hubungan dengan keluarga dan teman. “Terutama saat sedang stres atau sedang cemas, dia akan bertambah terobsesi untuk hidup sehat,” ujar dr. Grace. Mereka bisa sangat-sangat ketakutan dengan makanan yang ada di sekelilingnya. Bisa dipicu oleh trauma melihat orang terdekat sakit.
Orang dengan Ortorexia itu hidupnya sangat-sangat streril. Menurut dr. Grace, ini artinya saat tidak makan sayur mereka akan langsung panik. “Orang normal tahu sayur adalah makanan sehat, nasi merah adalah makanan sehat, tapi kalau tidak ada nasi merah atau karena kesibukan seharian tidak bisa makan sayur, tidak akan sampai panik. Ortorexia hal semacam itu akan membuatnya panik,” ujarnya.
Efek Ortorexia selain membuat mentalnya terganggu, fisiknya juga bisa mengalami malnutrisi. Tidak jauh berbeda dengan Anorexia, ketakutan pada makanan yang dialami orang dengan Ortorexia dapat membuatnya kekurangan makan. Mereka dapat dengan mudah menghindari karbohidrat atau lemak sama sekali. Menghilangkan salah satu makro nutrisi dari asupan Anda juga dapat memengaruhi kesehatan tubuh.
Anorexia Athletica/Exercise Bulimia
Dua jenis gangguan jiwa ini bila seseorang sudah sangat terobsesi dengan olahraga. “Orang dengan dua jenis gangguan ini akan makan banyak dan terobsesi olahraga saat itu juga atau malam itu juga. Kadang sampai pingsan-pingsan,” ujar dr. Grace. Mereka akan merasa amat bersalah dan menyesal jika tidak berolahraga. Padahal banyak orang malah membutuhkan banyak motivasi untuk berolahraga bukan?
Namun kedua gangguan ini berbeda. Orang dengan Anorexia Atletika bisaanya memiliki kontrol dirinya yang baik. “Jadi dia bisa berjanji untuk olahraga tepat waktu dan menjaga apa yang dimakan. Mereka cenderung untuk takut makan,” dr. Grace menjelaskan.
Sementara itu, orang dengan Exercice Bulimia memiliki kotrol diri yang buruk. “Mereka makan banyak saat kontrol dirinya jelek lalu dilampiaskan rasa bersalahnya dengan olahraga yang berlebihan hingga pingsan. Tapi kali berikutnya, mereka akan makan banyak lagi, lalu kembali dilampiaskan dengan olahraga yang berlebihan,” jelas dr. Grace.
Efek pada kesehatan tubuh yang dialami oleh orang dengan Anorexia Athletica/Exercise Bulimia ini adalah hipoglikemi, gula darah turun drastis yang ditandai dengan pusing berlebihan dan mual. Itu terjadi akibat jantung dan pembuluh darah dipacu untuk melakukan tugas yang berlebihan.
Batasan Ekstrim
Membatasi pola makan, memilih makanan yang berkualitas prima, dan berolahraga merupakan kebiasaan yang sudah menjadi bagian hidup kaum urban. Lalu apa ukurab diet yang baik? Lalu, dalam kondisi seperti apakah seseorang sudah dikatakan diet berlebihan dan justru mengarah pada gangguan makan?
“Kalau sampai mengganggu kesehatannya dan kehidupan sosialnya maka mereka bisa dicurigai mengarah ke eating disorder,” kata dr. Grace. Ia mencontohkan, pada Ortorexia maka orang itu akan sangat takut dengan minyak atau kolesterol. Sehingga kalau makanannya berlemak sedikit dia akan langsung panik berlebihan. Ada juga yang ketakutan berlebihan pada makanan manis. Meskipun kebanyakan konsumsi gula bisa membahayakan, tapi Ortorexia membuat ketakutan orang tersebut tidak lagi masuk akal.
Saran dari dr. Grace, “Hiduplah seperti orang normal. Ada kalanya kita makan cake, boleh saja asal acaranya tepat dan bisa menyeimbangkan seberapa banyaknya yang boleh dimakan. Satu kali sehari makan comfort food masih dalam batasan normal dan tidak perlu merasa bersalah.”
Kalau dari ukuran berat badan, penurunan 1-1,5 kg per minggu masih masuk dalam batas normal. “Atau paling tidak 5-10 % dari berat badan dalam jangka waktu 3-4 bulan,” ujar dr. Grace. Cara efektif untuk turun berat badan tanpa menjalani diet ekstrim adalah dengan menghitung kalori. Ini dapat dipelajari dengan mengikuti program lightWEIGHT.
Jika Sahabat lightHOUSE merasa memiliki gangguan makan ini, atau mengenal orang yang mengalaminya, pastikan mereka mendapatkan pertolongan medis yang komprehensif. “Mereka harus memahami nutrisi secara lengkap, tidak boleh sepotong-potong. Dapatkan edukasi yang tepat. Mereka membutuhkan analisa psikologis dan mendapatkan konseling tentang pola hidup yang berimbang,” dr. Grace menutup penjelasan.