Penderita obesitas memiliki dilema. Di satu sisi mereka harus berolahraga. Di sisi lain, kondisi tubuhnya kerap membuat mereka sulit bergerak dan bahkan bisa membahayakan tulang. Pakar kami ada solusinya.
Olahraga atau aktivitas fisik dipercaya mampu membantu proses penurunan berat badan. Namun, Sahabat lightHOUSE yang sudah masuk kategori obesitas sebaiknya berhati-hati memilih jenis olahraga yang ingin dilakukan.
Salah satu jenis olahraga yang tidak disarankan bagi penderita obesitas adalah lari. Mengapa demikian? Sebab orang dengan BMI di atas 25 lebih rentan akan cedera, terutama pada lutut. Cedera lutut ini sebenarnya adalah bentuk pengapuran tulang. Pengapuran tulang pada sendi banyak terjadi pada orang-orang gemuk akibat terlalu banyak olahraga. Tak hanya pada lutut, pengapuran sendi ini juga banyak terjadi pada tulang belakang, tangan, dan kaki.
Pada dasarnya apabila seorang yang obesitas melakukan olahraga yang kurang tepat maka itu tentunya bisa meningkatkan detak jantung serta tekanan darah. Di samping itu mereka juga akan lebih rentan timbul rasa nyeri di bagian dada, sesak nafas, pusing, dan nyeri pada bagian kaki.
Baca Juga: Cara Memilih Camilan yang Tepat Agar Anak Terhindar dari Obesitas
Jadi itulah mengapa sangat dianjurkan bagi penderita obesitas untuk memilih olahraga yang sesuai sehingga tidak membahayakan kesehatannya. Namun bukan berarti kondisi obesitas menghalangi seseorang untuk berolahraga, lho.
“Aktivitas fisik menjadi salah satu kunci keberhasilan program penurunan berat badan. Namun, dalam menerapkan latihan tersebut harus disesuaikan dengan pola kebiasaan dan tingkat kemampuan dari masing-masing individu. Sama halnya pada penderita obesitas,” ujar pakar kami dr. Sophia Hage, SpKO.
Menurut dokter spesialis olahraga ini, selain risiko cedera, latihan fisik yang berlebihan lebih sering memberikan pembesaran otot yang berlebihan yang pada akhirnya malah kontra produktif terhadap proses penurunan berat badan. “Peningkatan massa otot juga akan meningkatkan total berat badan orang tersebut, jadi berat badannya bukan turun malah bisa bertambah,” ia menjelaskan.
Olahraga yang Aman untuk Tulang
Berdasarkan hal tersebut, dr. Sophia menyarankan program latihan yang hanya sedikit lebih tinggi dari aktivitas fisik sehari-hari. “Program yang tidak terlalu berat akan memberikan hasil penurunan berat badan yang lebih memuaskan dibandingkan memberikan olahraga yang berlebihan,” dia menegaskan.
Selain itu, ia menambahkan, sebaiknya program latihan fisik tersebut mampu untuk memotivasi individu untuk dapat melakukannya sendiri secara teratur, terprogram untuk jangka panjang. Hal ini yang dirasakan klien kami, Jennifer Kosasih (26).
Baca Juga: Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Obesitas pada Anak
“Saya ini termasuk tipe orang yang tidak bisa diam. Ada saja yang dikerjakan. Tapi masalah berat badan membuat saya susah bergerak. Akhirnya saya pun jadi sering dihinggapi rasa jenuh dan malas, termasuk dalam berolahraga,” ujar Jennifer.
Jennifer pun kemudian mendapatkan resep olahraga dari dr. Sophia. Secara umum resep latihan yang dapat diberikan pada penderita overweight dan obesitas adalah sebagai berikut:
- Frekuensi melakukan latihan fisik adalah tiga hingga lima hari per minggu atau disesuaikan dengan tingkat kemampuan saat itu.
- Setiap individu diharapkan melakukan intensitas latihan tingkat menengah yang dapat dihitung dengan talk test. Artinya, pelaku orahraga masih dapat berbicara tanpa terengah-engah, tapi sudah tidak dapat bernyanyi. Pada kasus di mana telah terjadi penurunan berat badan sehingga tidak obesitas dan tingkat kebugaran telah meningkat, intensitas dapat dinaikan menjadi intensitas berat.
- Waktu berlatih fisik diharapkan mencapai 150 menit seminggu atau 30 menit per satu kali. Hal ini untuk dilakukan dalam lima hari seminggu atau 50 menit tiga kali seminggu dianggap cukup untuk meningkatkan status kesehatan seseorang.
- Lamanya waktu berlatih ini secara bertahap ditingkatkan untuk mencapai 300 menit per minggu latihan fisik berintensitas sedang atau 150 menit berintensitas berat dengan tentunya terus melakukan pemantauan atas semua hasil dan perubahan yang terjadi dari dilakukannya program penurunan berat badan tersebut.
- Tipe yang cocok bagi penderita obesitas adalah aerobik yaitu jalan cepat yang baik untuk redakan nyeri punggung, jogging, bersepeda, dayung atau pun renang dan latihan kekuatan otot. Baca selengkapnya tentang latihan aerobik untuk penurunan berat badan.
Hasilnya, Jennifer berhasil turun 16 kg atau 16,2% dari total berat badannya. “Setelah menjalani lightWEIGHT saya merasa jadi lebih fit dengan menjalani olahraga. Dulu saya mudah sekali terserang flu, tapi sekarang tidak lagi,” Jennifer bercerita.
Baca Juga: Gejala Obesitas dan Beberapa Dampak buruk Obesitas bagi Anak
Bagaimana frekuensi latihan yang tepat bila Sahabat lightHOUSE tergolong obesitas dan ingin mulai berolahraga? Bila masih ragu-ragu untuk menentukan bentuk olahraga dan bagaimana intensitasnya, tidak ada salahnya jika Anda mengikuti program lightWEIGHT Premium. Program andalan kami ini akan memberikan panduan lengkap dan komprehensif bagi Sahabat lightHOUSE yang mendaftarkan diri .
} else {