Pernah punya teman yang tetap semangat dan tampak fit meski sedang berpuasa? Anda juga bisa. Ikuti caranya di bawah ini!
Menjaga kondisi tubuh agar tetap fit saat puasa sesungguhnya bukan hal yang terlalu sulit. Kunci rahasianya hanya satu: pola makan yang tepat. Puasa itu masalah sugesti, yaitu cara Anda memandang apa itu puasa. Tubuh akan memberikan tanda mengenai apa yang membuat Anda lemas dan lesu, terutama saat berpuasa.
Metabolisme tubuh melambat saat berpuasa. Ini biasa karena tubuh membaca kondisi bahwa “asupan yang masuk tidak banyak” sehingga dia harus menghemat untuk menggunakan energi. Ada masa kelaparan panjang sehingga saat kekurangan, tubuh akan mengambil tabungan dari tubuh.
Karena itu, Anda tak perlu khawatir akan pingsan saat berpuasa. “Nah, karena tidak banyak energi yang digunakan untuk tubuh bekerja, Anda pun harus ingat untuk tidak terlalu banyak makan saat sahur atau berbuka,” pesan dr. Grace Judio, MSc, pendiri klinik lightHOUSE.
Mengatur pola makan adalah hal yang sangat penting saat berpuasa. Salah satu faktor terbesar mengapa Anda merasa lemas dan lesu saat berpuasa adalah rendahnya gula darah dalam tubuh. Gula di dalam darah bisa turun rendah sekali karena Anda tidak makan. Karena itu, Anda harus mencari cara agar gula darah dalam tubuh tetap bertahan meski sedang berpuasa (tidak makan).
Mengapa nasi merah?
Memilih karbohidrat yang dimakan saat berpuasa adalah hal yang sangat bijak. Pilihlah karbohidrat yang sulit dicerna, seperti nasi merah dan gandum. Keduanya adalah karbo dengan serat tinggi. Perhatikan, nasi merah dan gandum membutuhkan waktu yang lebih lama saat dikunyah, begitu pula saat “dipotong-potong” di lambung dan dicerna oleh usus.
Itu sebabnya, gula yang dihasilkan pun keluarnya sedikit demi sedikit, sehingga diserap tubuh pun sedikit demi sedikit. Keduanya menaikkan gula darah dalam tubuh secara perlahan sehingga dihabiskan secara perlahan juga oleh tubuh. Gula dari nasi merah dan gandum juga lebih “awet” berada dalam tubuh sehingga gula darah dalam tubuh tidak cepat drop.
Sementara itu, nasi putih memang lebih enak dan lebih cepat membuat kenyang. Nasi putih dan tepung sangat mudah dicerna oleh alat-alat pencernaan kita sehingga gula darah dalam tubuh sangat cepat naiknya karena cepat diserap.
Namun, karena cepat diserap, gula dari keduanya cepat habis sehingga gula darah dalam tubuh cepat drop. Akibatnya, tubuh kemudian terasa lemas dan lesu, dan bisa muncul “kliyengan” atau pusing. Mengolah dan memilih karbo yang tepat membantu Anda tetap fit saat puasa, terlebih untuk Anda yang sedang menjalankan program penurunan berat badan.

Dehidrasi penyebab lemas
Ya, kekurangan cairan atau dehidrasi adalah salah satu penyebab yang sangat berperan membuat Anda merasa lemas. Saat berpuasa, kemungkinan besar konsumsi cairan sehari-hari akan berkurang. Karena itu, jalan keluar agar Anda tidak dehidrasi saat berpuasa adalah dengan mempertahankan cairan yang ada dalam tubuh.
Caranya, minum air sebanyak-banyaknya saat berbuka dan sahur. Namun, air saja tidak cukup. Anda membutuhkan elektrolit. Elektrolit inilah yang membantu Anda mempertahankan cairan dalam tubuh. Elektrolit akan mengikat air dalam tubuh sehingga air tidak cepat lepas atau keluar dari tubuh.
Elektrolit bisa Anda dapatkan dari buah-buahan atau sup yang dimasak dengan garam secukupnya. Dengan elektrolit ini, cairan akan bertahan lebih lama sampai waktunya berbuka sehingga Anda akan merasa tetap fit karena terhindar dari dehidrasi.
Sayuran dan buah akan sangat membantu tubuh Anda agar tetap fit, selain itu masih banyak kok manfaat sayur dan buah yang bisa dirasakan.
Kontrol diri saat berbuka
Saran yang terdengar klise ini ada benarnya, lho. Untuk menjaga agar Anda tidak ‘menggila’ saat berbuka puasa, dr. Grace memberi saran sederhana, “Lakukan dulu pertolongan pertama, lalu beri jeda menuju menu utama.”
Maksudnya, saat buka puasa tiba, Anda harus melakukan pertolongan pertama pada tubuh yang saat itu berada di titik terendah kandungan gula darahnya, yaitu dengan minum atau makan sesuatu yang manis, seperti teh hangat atau kolak.
Namun ingat, jangan langsung ‘menghujani’ tubuh dengan gula. Lambung sedang beristirahat. Kalau tiba-tiba diberi gula yang banyak, organ yang memproduksi enzim harus langsung bekerja keras. Gula darah yang langsung naik juga menyiksa pankreas karena harus memproduksi insulin dalam jumlah yang banyak seketika. Ini sangat tidak baik.
“Setelah berbuka dengan yang manis secukupnya, beri jeda 15-30 menit, baru makan makanan utama yang terdiri dari nasi (karbo), lauk (protein), dan sayur (serat),” lanjut dr. Grace. Jeda ini akan memberi kesempatan kepada lambung dan organ-organ lainnya untuk melakukan kembali kegiatannya dengan tenang. Dengan begitu, kesegaran tubuh akan kembali perlahan dan organ pencernaan Anda tidak kelelahan menjelang puasa.
Namun untuk Anda yang sedang diet tertentu, sebaiknya lakukan konsultasi dengan ahli gizi kami di klinik lighHOUSE terdekat tentang bagaimana mencocokkan jadwal puasa dengan pola makan Anda.
Nah, tidak sulit kan menjaga vitalitas tubuh selama berpuasa? Ingat, pilih karbo yang tepat, minum air dengan elektrolit, dan beri jeda makan untuk menjaga organ pencernaan. Selamat berpuasa!