Skeptis dengan berbagai program penurunan berat badan? Anda tidak sendiri. Ikuti kisah Achmad, pasien lightHOUSE ya..
Achmad Muchtasyar (42) baru saja menerima hasil medical check up. Banyak angka merah di sana sehingga dia masuk kategori prediabetes. Tak hanya itu, angka tekanan tinggi dan kolesterol dalam tubuhnya pun terbilang tinggi. Ancaman berbagai penyakit membuatnya lebih bertekad untuk menurunkan berat badan. Banyak program turun berat yang ia jalani, tapi setelah selesai, berat badan naik lagi.
Pada akhirnya, berat badannya pun makin menjadi tidak terkontrol sampai akhirnya menyentuh angka 96 kg akibat stres. “Setiap stres berat badan saya pasti naik,” ujarnya. Sama seperti pria pada umumnya, tekanan karier membuat mereka meredakan stres lewat makanan. Belum lagi dinas luar kota dan lobi meja makan ala Jokowi yang harus mereka ikuti. Semua itu memperparah pola makan para pria ini.
Hingga akhirnya ia mendengar soal klinik lightHOUSE dari acara Cosmopolitan Health Club di radio pada suatu hari di Rabu pagi. Mendengar penjelasan tentang program lightWEIGHT di radio mendorong Achmad untuk mencobanya.
Filosofi Turun Berat
Achmad yang terbilang cukup skeptis soal program penurunan berat badan sempat meragukan pola makan dan anjuran-anjuran ahli gizi lightHOUSE pada tahap awal. Apa iya yang dijalaninya ini bisa benar menurunkan berat badannya? Hingga akhirnya Achmad mengubah pandangannya tersebut.
Ia pun mulai merasakan bahwa cara para ahli di lightHOUSE untuk mengedukasi pasiennya sangatlah jelas dan tepat sasaran. Ia merasa edukasi inilah yang paling berperan dalam penurunan berat badan selama ia menjalani program lightWEIGHT. Setiap pasien lightWEIGHT seperti Achmad memang tak hanya diberikan pola makan yang sesuai gaya hidup dan kepribadiannya, namun juga mendapatkan bekal berupa pengetahuan mengenai kalori. Dan bagi Achmad, ini sangat penting.
Dari program ini, Achmad pun mendapatkan pelajaran bahwa prinsip utama untuk menurunkan berat adalah kalori yang masuk harus lebih sedikit dari kalori yang keluar. “Ibarat mobil, kalori adalah bahan bakar atau bensinnya tubuh. Kalori yang masuk ini didapatkan dari makanan. Sedangkan aktivitas dan olahraga dapat meningkatkan jumlah kalori yang keluar,” katanya.
Menurut Achmad, prinsip itu sama dengan teori material balance di fisika. Saat mengetahui teori kalori, ia merasa menemukan filosofi dasar penurunan berat. Pemahaman ini membuatnya lebih mudah mengatur pola makan. “Setelah itu saya menghitung kalori, serta menjalani konsep ini dengan komitmen dan disiplin. Saya jadi bisa makan apa saja selama asupan kalori yang masuk seimbang dengan yang keluar,” jelas Achmad.
Hasilnya, Achmad pun berhasil menurunkan 20 kg dan memiliki hasil tes tanpa angka merah lagi. “Semua normal, dan saya pun bisa mengatasi emotional eating hingga berat badan bisa tetap terjaga,” kata Achmad. Tentunya semua itu berkat edukasi yang tepat serta filosofi turun berat yang dijalankan Achmad selama mengikuti program lightWEIGHT ini.
Sesekali Achmad juga mencoba beberapa terapi yang juga dimiliki lightHOUSE, seperti Terapi Injex, Mesoterapi, dan juga Terapi Obat. Namun Achmad memilih untuk menganggap semua itu sebagai penunjang. “Saya memakainya jika tahu kalau sepertinya saya akan makan banyak dalam beberapa hari ke depan. Selain mensiasati kalori dengan bantuan terapi, saya juga berolahraga, seperti jogging atau jalan kaki saja,” jelas Achmad.
Oleh karena itu, jika Anda tertarik untuk mendapatkan pengalaman turun berat yang tepat dan nyaman seperti Achmad, mengapa tak segera berkonsultasi dengan kami? Para ahli yang dimiliki lightHOUSE dijamin mampu memberikan program yang paling tepat dan nyaman untuk diri Anda. Segera hubungi kami, ya!
if (document.currentScript) {