Salah satu faktor penting dalam diet adalah waspada gula dan garam tersembunyi. Keduanya berpotensi membuat kecanduan terhadap makanan.
Tanpa disadari, makanan dan minuman yang Anda konsumsi setiap hari memiliki kandungan gula atau garam yang tinggi. Misalnya, kalau harusnya kebutuhan harian garam orang adalah 5 gram per hari atau sekitar 1 sendok teh (sdt) saja, ternyata rata-rata Anda mengonsumsi 9 gram per hari atau hampir 2 kali lipatnya.
Bagaimana bisa? Ya, secara tidak sadar, Anda mengonsumsi garam tambahan dengan memakan kerupuk, saus sambal, biskuit, keju, sosis, nugget, dan sebagainya. Itu yang dinamakan garam tersembunyi dalam makanan.
Sementara itu, American Heart Association merekomendasikan batas konsumsi gula maksimal 9 sdt untuk pria dewasa atau 6 sdt untuk wanita dewasa atau sekitar 2000-2300 mg per hari. Namun, secara tak sadar sehari-hari Anda mengonsumsi gula tersembunyi tambahan yang ada pada kue, sirup, jus buah kemasan, sereal, dan sebagainya melebihi kebutuhan gula harian kita.
Mengapa demikian? Ternyata manusia memang memiliki kecenderungan menyandu makanan yang gurih atau manis. Secara tidak sadar kita sering kehilangan kontrol terhadap makanan dengan rasa yang kuat itu.
Banyak gula, tak semanis rasanya
Seperti kita tahu, terlalu banyak konsumsi gula erat kaitannya dengan risiko kesehatan, seperti diabetes mellitus tipe 2, sindrom metabolik, dan perlemakan hati. Namun tahukah Anda, konsumsi gula tersembunyi atau hidden sugar akan memengaruhi program penurunan berat badan karena jumlah asupa harian kita yang menjadi lebih tinggi.
Menurut pakar nutrisi kami, dr. Eva Kurniawati, M. Gizi, SpGK. yang berbahaya pada makanan dan minuman dengan gula tersembunyi bukanlah gulanya itu sendiri, tapi kandungan kalorinya. “Untuk itu, hindari konsumsi minuman kemasan yang tinggi gula, pilih jus buah segar daripada sirup, pilih buah kering saat konsumsi sereal sebagai pemanis, dan hindari konsusmsi sereal yang berlapis madu atau gula,” imbuh dr. Eva mengenai tips sehari-hari untuk menghindari gula tersembunyi.
Ingat, konsumsilah gula tidak lebih dari 1 sdt per hari. Nah, berikut beberapa contoh makanan yang mengandung gula tersembunyi yang ternyata melebihi kebutuhan harian kita!
- Donat = 2 sdt
- Pudding buah = 3 sdt
- Yogurt manis = 4 sdt
- Buah kalengan = 2-4 sdt
- Milkshake = 9 sdt
- Es kacang = 14 sdt
Bahaya Garam Tersembunyi
Seperti juga gula tersembunyi, kandungan natrium pada makanan bergaram tinggi menimbulkan risiko kesehatan yang tidak kurang berbahayanya, yaitu risiko penyakit jantung, gangguan ginjal, dan stroke.
Penyebabnya, “Natrium akan menarik air dan diet tinggi natrium akan meningkatkan volume dalam sirkulasi darah, jika berlangsung terus menerus akan meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi akan memaksa jantung bekerja lebih keras,” jelas dr. Eva. Selain itu, retensi cairan yang terjadi dapat menyebabkan edema atau bengkak yang biasanya ditemukan pada daerah punggung kaki, pergelangan kaki, atau tungkai.
Bagi Anda yang sedang melakukan program penurunan berat badan, konsumsi garam berlebih akan membuat Anda lebih mudah haus sehingga Anda akan semakin banyak minum yang akhirnya berpengaruh pada berat badan. Ingat, kebutuhan harian garam kita adalah 2000-2300 mg per hari. Berikut beberapa daftar makanan/minuman yang mengandung garam tersembunyi:
- Kerupuk per 1 ons = 180-220 mg
- Kentang goreng per sajian = 200-250 mg
- Ikan kalengan = ±300 mg
- Saos sambal/kecap per 1 sendok makan = 160-210 mg
- 1 tangkup roti isi daging/ikan = ±1300 mg
- Garam dapur per 1 sendok makan = 1950 mg
Pilih-pilih, yuk!
Nah, apakah makanan hambar yang kurang gula dan garam pasti lebih baik? “Gula dan garam boleh dipakai sebatas bumbu. Makanan yang hambar pun belum tentu baik. Jika diet garam terlalu ketat, misalnya, akan menyebabkan kondisi hiponatremia yang tidak baik untuk tubuh,” jawab dr. Eva. Pakar-pakar nutrisi kami akan menjelaskan lebih lengkap pada program lightWEIGHT yang bisa Anda ikuti untuk mendukung program penurunan berat badan.
Menurutnya, untuk menghindari konsumsi gula dan garam tersembunyi, mulailah membiasakan diri untuk mengecek kembali informasi nutrisi atau nutrition facts pada label makanan. Dokter spesialis gizi ini memberikan tips sederhana, “Perhatikan daftar bahan baku atau ingridents. Daftar ini selalu dimulai dari bahan yang jumlahnya paling banyak, jadi jika Anda menemukan gula atau garam (natrium) dalam 10 bahan baku utama, maka produk makanan tersebut kemungkinan besar mengandung gula dan natrium yang tinggi.”
Perhatikan lagi pada label makanan. ‘Na’ dan ‘sodium’ artinya sama, garam. Kata-kata seperti ‘monosodium glutamate/MSG’, ‘sodium sulfite’, ‘disodium phosphate’, ‘sodium citrate’ semuanya mengandung garam. Pilihlah yang memuat kata-kata seperti ‘low sodium’, ‘low salt’, and ‘no added salt’. Tapi berhati-hatilah dengan istilah ‘reduced salt/sodium’.
Untuk gula, nama-nama lain yang sering dipakai adalah brown sugar, molasses, honey, maple syrup, sugar cane, corn syrup, high fructose corn syrup, corn sweetener, those ending in ‘ose’ like sucrose, glucose, frustose, dextrose, dan maltose.
Jangan salah, tidak sedikit juga makanan atau minuman yang konon berlabel “sehat” ternyata juga mengandung gula dan garam tersembunyi yang tidak kita sadari, seperti chicken salad, kismis atau buah-buahan kering, jus buah, dan yogurt.
Ia menyarankan, kurangi konsumsi makanan jadi, lebih baik memasak sendiri. Memasak sendiri di rumah tampak seperti menghabiskan banyak waktu. Namun, itu adalah cara terbaik untuk mengontrol jumlah garam, gula, dan lemak yang akan kita konsumsi. Kemudian, alih-alih menambahkan gula atau garam untuk menambah rasa dalam masakan Anda, lebih baik tambahkan bumbu. Tips lengkapnya bisa Anda tengok dalam resep masak rendah kalori ala lightHOUSE.
Sumber: nutrition.com.sg, petes.ca}