8 Cara Mengajak Anak Lebih Aktif Melakukan Kegiatan Luar Ruangan - LIGHThouse Indonesia
Appointment
Appointment

8 Cara Mengajak Anak Lebih Aktif Melakukan Kegiatan Luar Ruangan

Anak-anak senang akan rutinitas. Nah, kalau rutinitasnya main HP bagaimana dong? Pelajari cara mengajak anak agar lebih banyak bergerak.

Idealnya, anak hanya menonton layar televisi, komputer, atau smart phone, hanya dua jam per hari. Pasti Sahabat lightHOUSE juga sudah mengetahui tentang bahaya menatap layar berlama-lama untuk anak-anak.

Bukan hanya bahaya perkembangan motorik mereka, anak-anak yang menatap layar terlalu lama juga memiliki risiko lebih besar terkena obesitas dan penyakit-penyakit penyertai lain. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Pertama, orang tua harus mengakui kalau dirinya tidak sempurna. Sahabat lightHOUSE boleh sama memiliki idealisme membesarkan anak tanpa televisi dan gadget. Namun, di jaman serba layar ini, apakah mungkin?

Apalagi jika dipikir-pikir, dengan adanya gadget di tangan anak, orang tua jadi punya waktu untuk menerima side job di akhir pekan, atau untuk sekedar teh di sore hari tanpa gangguan rengekan.

Anak duduk tenang di samping Anda, asik dengan games spelling atau mewarnai di tablet mereka, tentunya terasa lebih aman kan? Kalau mereka dibiarkan bermain di luar rumah, bisa-bisa malah jatuh saat menendang bola, atau tertabrak motor ketika berkeliaran di sekitar rumah dengan sepeda.  Bagaimana dong?

Sambil mempertimbangkan untung-ruginya, coba camkan kembali. Banyak penelitian yang memaparkan manfaat kesehatan yang bisa didapat anak yang bermain di alam bebas.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahaya yang mengincar dari sedentary lifestyle atau kurang gerak pun tidak kalah gawat. Sementara itu, berlari dan berloncatan di luar rumah, terbukti menurunkan tingkat stres dan menurunkan risiko obesitas.

Mungkin Anda harus meluangkan waktu ekstra untuk mengawasi mereka, tapi manfaat yang didapat juga sepadan. Tinggal bagaimana cara kita membuat alam di luar rumah jadi lebih menarik dari layar smart phone dan televisi. Simak 8 tips dari pakar lightHOUSE:

Cara Mengajak Anak Lebih Aktif Melakukan Kegiatan Luar Ruangan

1. Tentukan tempat
Mengajak anak bermain di luar bisa membuat orang tua stres akibat terlalu sering berteriak “jangan.” Daripada terus melarang, lebih baik ciptakan tempat yang aman. Untuk balita, bisa dengan membuat pagar agar anak tidak berkeliaran ke tempat-tempat berbahaya. Untuk anak yang lebih besar, bisa dengan menjelaskan peraturan sebelum mengajaknya ke luar.

Tidak perlu menyediakan alat main khusus di halaman. Biarkan anak Anda menjelajah dan mengembangkan imajinasi. Wajar jika anak-anak mengeluh bosan di saat-saat awal. Tunggu saja hingga kreativitas mereka muncul sendiri. Anak-anak perlu diasah rasa percaya dirinya dalam menciptakan hiburan sendiri tanpa bantuan mainan khusus atau gadget. Jika tidak ada halaman rumah, bisa manfaatkan taman-taman kota.

2. Ciptakan keajaiban
Buat gua rahasia atau rumah peri kecil bersama anak. Karang cerita tentang mahluk-mahluk yang tinggal di dalamnya. Rasa ingin tahu anak yang tinggi akan mendorong mereka kembali bermain di luar rumah.

Pilihan lain, buat tenda dari kain dan seprai. Gunakan tali jemuran atau kursi dan meja cukup ringan untuk digotong ke luar rumah. Buat benteng pertahanan dan cari ranting yang bisa dipakai sebagai pedang-pedangan. Jangan lupa, daun pun dapat dibuat menjadi mahkota.

3. Gali kecintaan pada alam
Jalani apa yang Anda nasihatkan ke anak. Orang tua yang ingin anaknya menghabisakan waktu di luar rumah, juga harus melakukan hal yang sama. Manfaat berada di luar ruangan juga sama untuk orang dewasa kok. Jadi, jangan ragu membawa buku atau pekerjaan lain ke halaman atau taman terdekat.

Tidak ada saIahnya juga untuk ikut bermain bersama anak-anak. Jika orang tua mencintai alam, aktif bergerak, dan memiliki motivasi berolahraga, anak juga tidak akan jauh berbeda. Yuk, beraktivitas di luar rumah! Mulai dari diri sendiri.

4. Daya tarik lumpur
Mainan mahal dan paling baru lama-lama juga akan rusak atau ketinggalan jaman. Tidak demikian dengan tanah, pasir, atau lumpur. Anda bisa kok membuat sandbox sendiri di halaman. Cari kotaknya, isi dengan pasir, dan lengkapi dengan kaleng, sendok plastik bekas, kardus susu, atau botol kosong.

Tutup sesi bermain tanah ini dengan mandi menggunakan air dari selang. Pasti rutinitas semacam ini bisa mengalahkan daya tarik game favorit mereka di tablet.

5. Biarkan anak ciptakan dunia sendiri
Banyak buku cerita anak yang menggambarkan penjelajahan tokohnya di lingkungan sekitar rumah. Ada yang menjadi detektif dan berinteraksi dengan binatang-binatang yang mereka temui. Jika lingkungan rumah Anda tidak semenarik itu, jangan putus asa. Ajak anak ke taman atau hutan lindung dan biarkan mereka menjelajahinya bersama teman. Tidak akan lama, imajinasi mereka akan memunculkan cerita unik tentang dunia rekaan sendiri.

6. Jangan takut kotor (dan sakit)
Apa gunanya punya sepatu boot lucu warna-warni jika hanya dipakai saat musim hujan? Biarkan sepatu itu kotor saat anak bermain di kubangan air. Siapkan baju yang cocok untuk kotor-kotoran. Namun, jika sesekali anak ingin tetap pakai baju princes saat mengunjungi rumah peri mereka di halaman, jangan dilarang. Toh, jika baju itu tidak bisa dibersihkan lagi, kita masih bisa membeli baju lain yang sedang diskon.

Demikian pula jika anak bermain air atau lumpur berjam-jam. Biarkan saja dan jangan terus diingatkan untuk berhenti. Biarkan anak mengenali sinyal-sinyal tubuhnya. Kalau kedinginan atau sudah lapar, mereka akhirnya akan bilang juga kok.

7. Beri anak tanggung jawab

Anak akan senang jika merasa dibutuhkan, bisa melakukan sesuatu, dan berperan serta dalam kegiatan rumah tangga. Dengan pendekatan dan penyampaian yang tepat, anak akan menerima, atau bahkan meminta, tugas rumah tangga yang bisa dilakukan di luar rumah. Misalnya berkebun, menyiram tanaman, atau menyapu halaman.

Untuk anak yang usianya sudah memungkinkan, biarkan mereka menggunakan peralatan sungguhan untuk mengembangkan skil. Jika mereka berhasil menanam dan merawat kebunnya sendiri rasa percaya diri dan bangga akan muncul. Berikan panduan yang jelas dan jangan terlalu menyampuri kegiatan mereka agar lebih mandiri.

8. Ajak teman

Jangan ragu untuk melibatkan anak-anak lain. Biarkan anak Anda mengajak temannya bermain bersama. Jika sudah cukup dekat, tawarkan pada orang tua teman itu untuk mempercayakan anaknya di bawah pengawasan Anda. Tambah anak, berarti tambah gerak juga bagi Anda. Itu artinya, Sahabat lightHOUSE membakar ekstra kalori dan ikut merasakan manfaat berada di luar ruangan. Stres pun bisa berkurang.

Baca juga: Minim Gerak dan Stres Kerja Bikin Perut Buncit

Hasil riset South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) tahun 2011, rata-rata anak di Indonesia berada di depan layar televisi, komputer, atau video game 2,4 jam per hari. Sebanyak 55,2 persen anak-anak menghabiskan waktunya di depan layar selama lebih dari 2 jam per hari.

Menurut pakar kami, anak yang kurang aktivitas fisik berisiko mengalami obesitas 3,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang beraktivitas tinggi. “Minimnya aktifitas anak dapat menyebabkan penyakit degeneratif datang lebih cepat, seperti kegemukan, diabetes mellitus, dan hipertensi,” kata pakar lightHOUSE dr. Sophia Hage, SpKO.

Ia menambahkan, hidup sedentary atau kurang aktif bergerak harus dikurangi, karena jika terus menjadi kebiasaan dikhawatirkan akan meningkatkan risiko kesehatan pada anak usia 5-12 tahun.

“Untuk itu, anak harus melakukan aktifitas fisik secara rutin dan terukur salah satunya bisa dengan berolahraga,” dokter spesialis olahraga ini menjelaskan. Batasi pemakaian pemakaian media elektronik seperti televisi, smart phone, dan komputer tidak lebih dari 2 jam per hari.

Jika Anak Anda masih memiliki masalah dengan berat badan juga meskipun sudah aktif bergerak, hubungi kami untuk mendapatkan bantuan medis dari pakar yang sudah tersertivikasi.

Copyright © 2022 LIGHThouse. All Rights Reserved.
FAQ